#57TahunTelkom #DigitalBisaUntukSemua
Di ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-77 ini, kita tentu tidak lupa akan besarnya perjuangan para pahlawan dalam menyatukan Indonesia dan memperjuangkan kemerdekaan. Persatuan ini begitu penting sampai-sampai hal ini menjadi salah satu sila dalam Pancasila, sebagai ideologi negara kita.
Kalau mengingat sejarah, kita tentu ingat cikal bakal persatuan Indonesia yang pada waktu itu salah satunya diinisiasi melalui ikrar sumpah pemuda, yakni bertumpah darah satu, berbangsa satu, serta menjunjung tinggi bahasa persatuan. Pada zaman dahulu, inisiasi dan usaha persatuan Indonesia tersebut tentu tidak mudah dilakukan.
Komunikasi pada zaman dahulu tentu belum dipermudah dengan media seperti saat ini. Di film-film perjuangan kemerdekaan, atau buku-buku cerita sejarah kita sering melihat komunikasi menggunakan media semisal utusan pemberi pesan, surat-menyurat, atau juga saluran radio dan telepon kabel yang sudah sedikit “berbau” teknologi.
Akan tetapi, dengan kemauan yang kuat para pendiri bangsa ini, serta semangat masyarakat yang menggelora, ternyata persatuan bangsa itu bisa diwujudkan meskipun daerah Indonesia begitu luas dengan suku, agama, ras, dan budaya yang bahkan berbeda-beda.
Pada zaman modern ini, media persatuan ini tentu semakin banyak sekali tersedia. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi tentu menjadi “aktor” utama media persatuan bangsa ini. Bagi pemimpin bangsa, TIK dapat dimanfaatkan dalam penyampaian pesan-pesan atau simbol-simbol persatuan, misalnya melalui saluran televisi, atau saluran internet baik melalui media sosial youtube, instagram, facebook, dan sebagainya.
Bagi pribadi kita, jika kita mau, sekali ketuk di handphone saja kita sudah bisa mendengar/melihat kabar saudara-saudara kita di daerah manapun, kapanpun waktu yang kita inginkan. Bukan hanya melihat/mendengar kabar, komunikasi interaktif kini tentu bisa sekali dilakukan misalnya dengan telepon. Bahkan dengan komunikasi video call, jarak itu sepertinya sudah nyaris tidak ada. Pada zaman dahulu saat perjuangan kemerdekaan, hal seperti ini jangankan bisa dilakukan, mungkin terbayangkan saja tidak.
Akses komunikasi ini di Indonesia ditunjang salah satunya dengan adanya jaringan backbone/tulang punggung dan Base Transceiver Station (BTS) baik yang dikelola oleh pemerintah dan Badan Layanan Umum (BLU), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun badan usaha swasta.

(sumber: kkp.go.id)

Sampai dengan 2021 sendiri, jaringan tulang punggung di Indonesia mencapai panjang total 458.941 KM yang meliputi 12.229 KM jaringan Palapa Ring, dan 446.712 KM lainnya non-Palapa Ring dari operator telekomunikasi, yang salah satunya +155.000 KM (terpanjang) dikelola oleh Telkom. Sementara Palapa Ring yang dikelola pemerintah difokuskan di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan), maka badan usaha terutama Telkom memiliki andil yang besar dalam pembangunan konektivitas wilayah-wilayah di Indonesia.
Lebih lanjut dalam rangka memperhatikan konektivitas daerah 3T, di 2021-2023 ini sedang dilaksanakan pembangunan integrasi Palapa Ring yang mencapai panjang 12.083 KM serta 7.904 BTS yang dibangun pemerintah. Hal ini menjadi salah satu bukti kesadaran pemerintah bahwa komunikasi ini menjadi salah satu alat persatuan bangsa, selain juga untuk pemerataan akses dan keadilan.
Akan tetapi uniknya, dengan kemajuan konektivitas daerah-daerah Indonesia kini, ternyata tidak serta merta persatuan Indonesia itu bisa lebih mudah dilakukan. Hal ini salah satunya sering kita perhatikan banyaknya ujaran kebencian, saling olok dan saling serang antarkelompok yang terjadi di dunia maya.
Tentunya hal-hal demikian kontraproduktif dengan tujuan pembangunan konektivitas untuk persatuan Indonesia. Sehingga pada akhirnya kita sadar, lagi-lagi bukan hanya infrastrukturnya saja yang perlu dibangun, tetapi juga sisi manusianya. Masyarakat sendiri sebagai bagian dari bangsa perlu menguatkan “gairah” persatuannya, gairah kebangsaannya.
Oleh karena itu, di ulang tahun kemerdekaan ke-77 ini, yuk sebagai penerus bangsa kita ikut serta mengampanyekan persatuan Indonesia, dengan saling menghargai, saling menghormati, dan saling berempati antar-sesama dalam interaksi baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Referensi:
https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DitJaskel/publikasi%20materi/pemetaan-laut/Pembicara%201_BAKTI%20Kominfo.pdf. Diakses tanggal 13 Agustus 2022.