#57TahunTelkom #DigitalBisaUntukSemua
Saat ini kita sudah tidak asing lagi dengan kehadiran Virtual Reality, sebuah kemajuan teknologi yang memberikan suasana virtual secara nyata sehingga pengguna dapat merasakan hubungan antara visual serta fisik. Visual yang dihadirkan berupa dunia 3D dengan merangsang sensor-sensor indera manusia seperti sentuhan, pendengaran, penglihatan, dan bahkan penciuman. Tidak hanya digunakan pada permainan video game, namun Virtual Reality juga banyak dimanfaatkan pada bidang lainnya seperti bidang pendidikan, bidang hiburan, bidang otomotif, bidang transportasi, hingga bidang kesehatan.
Pemanfaatan Virtual Reality dalam Dunia Kesehatan
Di dunia kesehatan Virtual Reality menjadi inovasi dalam meningkatkan kinerja serta efisiensi dari tenaga kesehatan. Untuk dapat melakukan tindakan langsung terhadap pasien, seorang dokter perlu belajar mengenai jaringan tubuh manusia serta penanganan penyakit secara mendalam. Para dokter juga dapat melakukan praktik operasi tanpa harus terlibat langsung dengan pasien namun tetap memberikan efek visual yang nyata. Dengan begitu keberhasilan suatu operasi dapat meningkat dan dapat menekan angka kematian. Dalam perawatan pasien, Virtual Reality juga telah banyak digunakan untuk membantu terapi pasien kesehatan mental. Virtual Reality dapat menjadi pilihan dalam memberikan pelatihan bagi tenaga medis.
Kasus Bayi Kembar Siam dengan Otak Menyatu dari Brazil
Kembar siam Craniopagus merupakan kondisi langka di mana tulang tengkorak saling menyatu dengan tubuh yang terpisah. Kondisi tersebut dialami oleh bayi kembar siam Bernardo dan Arthur Lima yang lahir pada tahun 2018 di Roraima, Brasil Utara. Penanganan medis untuk dapat memisahkan bayi kembar siam dengan keadaan tersebut bukanlah hal yang mudah. Bahkan menurut Gabriel Mufarres, ahli bedah syaraf Institut Otak Negeri Paulo Niemeyer (IECPN), Bernardo dan Arthur Lima memiliki risiko kematian yang tinggi karena mereka berbagi beberapa pembuluh darah yang vital sehingga kondisi keduanya sangat serius.

Operasi Pertama yang Memanfaatkan Virtual Reality dalam Pemisahan Bayi Kembar Siam
Untuk dapat menjalankan operasi pada bayi kembar siam tersebut, dilakukan persiapan Virtual Reality oleh pada dokter bedah sehingga mereka dapat melihat anatomi pada keduanya dan berlatih dalam menjalankan prosedur dalam operasi sebelum menjalankan operasi sesungguhnya. Para ahli menggunakan pemindaian CT dan MRI untuk membuat peta digital dari tengkorak bayi kembar siam dan berlatih selama berbulan-bulan dalam operasi percobaan trans-Atlantic secara Virtual Reality yang dilakukan di Inggris dan Brazil.
Operasi pada bayi kembar dijalankan di rumah sakit Rio de Janeiro dengan arahan dari Rumah Sakit Great Ormond Street yang berlokasi di London. Virtual Reality menjadi penghubung keduanya walaupun terpisah 6000 mil. Ahli bedah di Rio de Janeiro maupun London seakan-akan berada dalam ruangan operasi yang sama, di mana koordinasi antara keduanya dibantu dengan headset Virtual Reality.
Operasi Berhasil Memisahkan Bernardo dan Arthur Lima
Noor ul Owase Jeelani, ahli bedah syaraf di Great Ormond Street, mengatakan bahwa operasi ini merupakan salah satu proses pemisahan bayi kembar siam paling rumit yang pernah dilakukan. Namun, operasi tersebut berhasil dilakukan dengan total 27 jam operasi, di mana mereka didampingi oleh hampir 100 staff medis. Waktu yang lama tersebut terbayarkan dengan keberhasilan pemisahan keduanya dan kini mereka dapat saling menatap wajah mereka satu sama lain.

Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa Virtual Reality menjadi suatu hal yang menjanjikan serta meyakinkan ahli bedah lainnya dalam memanfaatkan teknologi Virtual Reality dalam membantu operasi pada kasus yang sama maupun kasus yang berbeda. Diharapkan teknologi yang terus berkembang dapat menjadi rencana jangka panjang bagi dunia kesehatan.
Referensi: Situs BBC | Kompas