#57TahunTelkom #DigitalBisaUntukSemua
Globalisasi telah membuka pintu seluas-luasnya bagi manusia untuk berinteraksi dan mendorong terjadinya pertukaran ilmu pengetahuan. Sejarah Indonesia sendiri mencatat pola interaksi dengan orang asing yang sangat intens, ketika rempah-rempah dan kekayaan bumi lainnya telah menjadi daya tarik bagi pedagang mancanegara untuk datang dan singgah di tanah Nusantara. Berbeda dengan abad modern ketika jarak seolah-olah telah menciut karena keajaiban teknologi transportasi dan komunikasi. Dimasa lalu ketika pedagang datang untuk melakukan transaksi mereka akan menunggu dengan waktu cukup panjang untuk memperkirakan arah angin yang bisa membawa kembali pulang ke negerinya. Dalam rentang waktu menunggu itulah terjadi interaksi yang mendalam dengan penduduk lokal,sehingga sesuatu yang awalnya begitu asing akhirnya lama kelamaan telah menjadi hal yang biasa dan bertahan sampai saat ini.
Globalisasi dimasa kekinian dengan berbagai tantangan didalamnya telah berhasil menstimulus kemajuan teknologi dan salah satunya adalah teknologi komunikasi. Dengan gamblang kita melihat sekeliling kita, hampir semua orang telah menggunakan perangkat atau teknologi komunikasi. Awalnya hanya diperuntukkan untuk membangun komunikasi jarak jauh dan dekat dalam perjalanan waktu smartphone mampu diinstal berbagai program yang mampu membantu memaksimalkan kinerja manusia. Laporan Newzoo menunjukkan bahwa pengguna ponsel pintar (smartphone) terbesar berada di Tiongkok pada 2020. Jumlahnya mencapai 953,55 juta pengguna dengan frekuensi pemakaian minimum sebulan sekali. Padahal, penetrasi smartphone di Negeri Tirai Bambu baru menjangkau 66% penduduknya. Kemudian, Indonesia menempati posisi keempat dengan 170,4 juta pengguna smartphone. Penetrasi smartphone di dalam negeri telah mencapai 61,7% dari total populasi.Adapun, Newzoo memperkirakan ada sekitar 3,6 miliar pengguna smartphone di dunia pada 2020. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 3,4 miliar pengguna. Jumlah pengguna smartphone pun diprediksi semakin meningkat ke depannya. Pada 2023, Newzoo memproyeksi ada 4,3 miliar pengguna smartphone secara global. Bagi sebagian besar pengguna,berseluncur dengan berbagai variasi kebutuhan didunia Maya bukanlah sesuatu yang asing tapi telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan itulah indonesia menjadi salah satu target pasar yang sangat berpotensi. Dengan jumlah penduduk yang termasuk besar dan telah terbiasa dalam menggunakan smart phone. Indonesia terhitung merupakan pasar terbesar ekonomi digital di Asia Tenggara. Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan, total nilai penjualan atau gross merchandise value (GMV) Indonesia mencapai US$ 70 miliar pada 2021. Proyeksi GMV ini kembali meningkat menjadi US$ 146 miliar pada 2025. Kenaikan proyeksi tersebut didukung oleh tingkat penjualan e-commerce yang US$ 53 miliar pada 2021, dan diperkirakan meningkat menjadi US$ 104 miliar pada 2025. Riset bertajuk “e-Conomy SEA 2021: Roaring 20s: The SEA Digital Decade" tersebut menyebutkan, hal ini didorong oleh penjual digital semakin melek teknologi. Sebanyak 28% pedagang online di Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak akan bertahan selama pandemi jika bukan karena platform digital.
Keajaiban teknologi komunikasi sendiri telah mendorong pola perdagangan baru, dahulu proses transaksi jual beli pada umumnya terjadi temu muka antara penjual dan pembeli. Walaupun belum hilang sepenuhnya, ada pola baru yaitu perdagangan online dimana pembeli hanya menggunakan smart phone mampu membeli barang dimana saja, dengan berbagai variasi dan kapan saja. Pola baru ini disebut sebagai e commerce. Ada banyak defenisi dari e commerce dan salah satunya Menurut Loudon,adalah suatu proses transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dalam membeli dan menjual berbagai produk secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain dengan menggunakan komputer sebagai perantara transaksi bisnis yang dilakukan. Vermaat menambahkan bahwa transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik seperti internet. Dengan kata lain, siapapun yang memiliki jaringan internet dapat berpartisipasi dalam kegiatan E-Commerce.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diraih ketika pelaku usaha mulai mengakses e commerce. E-commerce dapat memberi penjual jangkauan global. Mereka menghilangkan penghalang secara geografi karena kini penjual dan pembeli bisa bertemu di dunia maya, tanpa terhalang lokasi. Perdagangan elektronik sendiri secara substansial akan menurunkan biaya transaksi. Seperti penyewaan tempat usaha dan perawatannya. Satu keuntungan besar lainnya adalah kemudahan yang ditawarkannya. Seorang pelanggan dapat berbelanja 24 × 7. Situs web berfungsi setiap saat, tidak memiliki jam kerja seperti toko biasa. Perdagangan on line juga memungkinkan pelanggan dan bisnis untuk berhubungan secara langsung, tanpa perantara.kerugiannya bagi konsumen adalah pembeli tidak dapat melihat atau merasakan produk yang dibeli,sehingga dibutuhkan data yang sangat mendetail sehingga pembeli dapat mengerti dan tidak ragu ketika melakukan transaksi. Potensinya sendiri sangatlah besar dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan. Menurut laporan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, transaksi e-commerce Indonesia diproyeksi menyentuh Rp 403 triliun pada 2021. Jumlah ini tumbuh 51,6% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 266 triliun.Bank Indonesia juga telah memproyeksikan transaksi e-commerce di Indonesia terus naik pada 2022 dengan nilai mencapai Rp 530 triliun atau tumbuh 31,4% (yoy).
Zaman terus berubah dan pelaku usaha dituntut untuk melakukan adaptasi sehingga bisa terus bertahan dan berkembang. Banyak faktor penentu dalam menjalani usaha mandiri dan semestinya dalam perjalannya dilakukan berbagai perbaikan atau bahkan modifikasi. E commerce adalah salah satu startegi penjualan sehingga terjadi peluasan pangsa pasar dan bisa saja sampai pada tingkatan global. Konsumen yang belum mengenal pada akhirnya mengetahui detail produk yang kita miliki dan tertarik untuk melakukan transaksi.
Berkembangnya e commerce di Indonesia tentu tidak terlepas dari peran PT Telekomunikasi Indonesia untuk terus membangun infrastruktur diseluruh belahan bumi nusantara sehingga konsumen dan salah satunya adalah pelaku usaha dapat terus berkarya dengan memproduksi hasil terbaik untuk dipersembahkan kepada seluruh anak negeri.