#57TahunTelkom #DigitalBisaUntukSemua
Proses digitalisasi yang ada di Indonesia itu perlu dikawal agar bisa terus berjalan dengan sikap menjunjung tinggi kedaulatan bangsa dan Negara. Jangan sampai bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang mengagungkan digitalisasi akan tetapi masih tetap menjadi konsumen dari seluruh layanan dan produk-produk digital dari Negara lain. Bahkan, kemandirian juga harus dimasukkan ke dalam transformasi digitalisasi. Maraknya digitalisasi dua decade terakhir tetap harus di ikuti perkembangannya akan tetapi jika dalam era digital ini Indonesia masih tetap impor produk digital. Hal itu sangat disayangkan.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, sebagai perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi digital. Memiliki pandangan terhadap hal apa saja yang perlu dikembangkan dalam perwujudan kedaulatan digital Indonesia. Ada 3 aspek yang perlu dilihat dalam perkembangannnya, yaitu terciptanya lingkungan digital, pembangunan masyarakat digital, dan akselerasi ekosistem ekonomi digital.
Kini, sebagai perusahaan yang sudah berusia 57 tahun. PT Telkom Indonesia (Persero) sudah menciptakan ekosistem digital yang memberikan inovasi, solusi, dan transformasi. Pelayanan untuk mempercepat digitalisasi di Indonesia itu bernama Leap. Dengan adanya Leap, setidaknya kita sudah punya ekosistem digital karena Leap sendiri merupakan payung dari produk ataupun layanan digital yang sudah dipersiapkan Telkom untuk mempercepat digitalisasi di Masyarakat Indonesia.

PaDi (Pasar Digital) UMKM merupakan salah satu produk digital dari Leap. Usaha kecil menengah dan mikro menjadi tokoh utama dalam produk digital ini. Mengingat UMKM memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun disisi lain, UMKM agar bisa tetap bertahan itu membutuhkan usaha lebih. Dengan adanya platform ini, setidaknya mampu menjangkau pasar potensial seperti BUMN. Pada akhirnya, platform PaDi UMKM dibentuk sebagai marketplace yang menghubungkan BUMN dan UMKM lewat traksaksi bisnis yang terintegrasi.
Digitalisasi UMKM adalah suatu masalah dan PaDi UMKM adalah solusinya. Itulah yang dikatakan Wakil Ketua Umum HIPMI Jawa Timur, Yusuf Karim Ungsi dalam acara pelatihan pasar digital untuk UMKM di kantor Dinas Koperasi & UMKM Provinsi Jatim. Meskipun digitalisasi sudah marak dikhalayak umum. Akan tetapi untuk meningkatkan kesadaran itu yang menjadi sebuah catatan bagi pemerintah. Dengan adanya marketplace yang menghubungkan BUMN dan UMKM secara langsung mampu membuat setidaknya untuk saat ini UMKM di Jawa Timur bisa naik kelas serta menjadi mitra BUMN. Secara tidak langsung mampu meningkatkan penjualan jasa atau produk yang ditawarkan.
Sekedar informasi saja. Sederhananya, PaDi UMKM merupakan marketplace yang disediakan agar terjadi transaksi penjualan antara Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil Menengah dan Mikro. Tentu dangan persyaratan tertentu. Bisa dilihat di laman berikut. Tidak hanya itu, bagi UMKM yang tersertifikasi oleh Kementrian Koperasi dan UMKM bisa menjadi mitra supplier bagi perusahaan plat merah. PaDi sudah berbentuk aplikasi yang sudah tersedia di Google Play ataupun App Store. Tentu itu memudahkan pengguna maupun penjual tanpa harus membuka website.

Untuk sekarang, karena segmentasinya berbeda dengan marketplace yang sudah ada lebih dahulu di Indonesia. Proses transaksi belanja lebih idealnya antara BUMN dan UMKM saja. Karena yang menjadi titikberat di program ini adalah kesadaran digitalisasi bagi UMKM. Jadi kalau ada pengguna diluar itu sebagai pembeli umum. Akan membuat aplikasi tersebut terkesan memiliki respon yang kurang baik. Tapi tidak menutup kemungkinan, untuk dikembangkan kembali oleh Telkom agar nyaman dan harga yang terjangkau untuk umum. Yang membedakan PaDi UMKM dengan marketplace lain adanya fitur tambahan dibidang jasa, seperti EO maupun infrastruktur. Pasar Digital ini merupakan suatu upaya dari pamerintah yang dikembangkan oleh Telkom agar menghadirkan peluang yang lebih baik bagi pelaku UMKM kedepannya. Bagaimanapun, #digitalbisauntuksemua tetap harus digaungkan agar pemerataan digitalisasi bisa merata.