Belgi Alhuda Pelaku UMKM Asal Cigombong Memandang Pentingnya Kolaborasi Antara Sektor UMKM dan Startup di Era Society 5.0

Ilustrasi Bisnis UMKM yang menggunakan jasa Star-up | sumber : detik.com


#57TahunTelkom #DigitalBisaUntukSemua 

Cigombong - Belgi Alhuda adalah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang biasa disingkat UMKM dalam bidang kerajinan tangan yang memiliki produk berupa hiasan dinding kayu, pot bunga, gantungan kunci, tas kayu dan produk olahan kerajinan tangan dari kayu lainnya. 

Berlokasi di Kecamatan Cigombong yang menjadi pusat perhatian Dunia dengan ditetapkannya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Belgi Alhuda pada saat membuat kerajinan tangan pot bunga dari limbah (Dokumentasi Pribadi Belgi Alhuda) 

Menurut Belgi, di era modern ini masyarakat semakin mudah dalam mengakses segala bentuk informasi dengan teknologi yang semakin canggih.

Revolusi industri sudah menjadi hal yang tidak asing lagi didengar ditelinga masyarakat. Bagaimana tidak, revolusi industri ini menuntut kita untuk melakukan aktivitas sebagai kebiasaan baru untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai kegiatan yang serba canggih dan otomatis yang berguna untuk menunjang kehidupan terlebih bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat memaksimalkan Revolusi Industri dalam bidang teknologi untuk menjangkau pasar yang lebih luas. - pungkasnya 

Ekonomi digital merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan signifikan di masa pandemi, seiring hadirnya era transformasi digital. Pemerintah juga terus mengakselerasi ekonomi digital Indonesia salah satunya dengan memberikan pengembangan keterampilan dan pelatihan digital marketing, branding dan lain sebagainya khususnya kepada pelaku UMKM yang digadang-gadang sebagai suatu usaha yang dapat memberikan kontribusi terhadap pemulihan ekonomi dimasa dan pasca Pandemi Covid-19.

Sementara itu, Society 5.0 merupakan sebuah konsep yang mendefinisikan bahwa teknologi dan manusia akan hidup berdampingan dalam rangka meningkatkan kualitas taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan. 

Menyikapi hal tersebut, Belgi Alhuda memiliki pandangan bahwa teknologi dan manusia akan hidup berdampingan dalam rangka meningkatkan kualitas taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan, jadi harus dimanfaatkan sebagai langkah inovasi dan kemudahan dalam transaksi jual beli. 

Lanjut menurut Belgi, UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki oleh perseorangan maupun badan usaha yang kriterianya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Suatu usaha dapat dikatakan sebagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM adalah bila memiliki keuntungan dari usahanya sebesar Rp. 300 juta dan memiliki aset atau kekayaan bersih minimal sebanyak Rp. 50 juta (diluar aset tanah dan bangunan). Terkadang keuangan usaha mikro masih tercampur dengan keuangan pribadi miliknya. 

UMKM sangat erat kaitannya dengan perekonomian masyarakat karena UMKM lebih banyak berkutat dalam produk yang bisa langsung dinikmati konsumen. Seperti makanan, perhiasan, atau produk fashion seperti pakaian, sepatu, tas dan aksesoris lainnya.

Sementara Starup lebih banyak berkutat di bidang informasi teknologi yang bersifat jasa. Karena, Starup lebih merujuk pada bidang teknologi serta informasi yang berkembang di internet. Contohnya pengembangan aplikasi jasa perdagangan, sistem pembayaran dan lainnya. Istilah Startup sendiri berasal dari bahasa Inggris, yakni Start-up yang berarti perusahaan yang baru saja dirintis atau didirikan.

Menurut Investopedia, Starup adalah perusahaan rintisan yang didirikan oleh satu atau banyak orang untuk mengembangkan sebuah produk atau layanan unik yang sesuai dengan target pasar. 

Salah satu contoh inovasi di bidang Starup adalah GoJek. GoJek ini muncul karena inovator memiliki kesadaran untuk mencari solusi bagi masyarakat yang ingin melakukan sesuatu hal dengan simple. Kita ambil contoh fitur yang ada di Apk. GoJek, yaitu GoFood atau sering juga disebut pesen makan online. Hal tersebut tentu saja dapat memudahkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan-nya, dan hal ini pula dapat di kolaborasikan dengan pelaku UMKM yang bergerak di bidang Kuliner agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan memuaskan kebutuhan konsumen dengan kecepatan dan kemudahan dalam transaksi jual beli. 

Ilustrasi Pengiriman Jasa Produk UMKM Oleh Star-up | sumber : medium.com 

Di era Society 5.0, Indonesia sudah banyak melahirkan inovasi baru yang diciptakan untuk membantu memudahkan masyarakat. 

Menurut Belgi, UMKM dan Startup adalah dua hal yang berbeda. Namun, keduanya memiliki peran yang sama karena mampu meningkatkan kualitas hidup serta membantu perekonomian masyarakat. 

Belgi yang pernah menjabat sebagai Ketua Forum UMKM IKM di Kecamatan Cigombong ini menilai bahwa teknologi dan manusia akan dapat hidup berdampingan, UMKM dan Startup dapat berkontribusi terhadap pemberdayaan, ekonomi, sosial dan lingkungan, maka pentingnya Kolaborasi agar menjadi sebuah Bisnis berkelanjutan.

"UMKM yang memiliki produk, sementara Starup lebih menekankan pada jasa pendistribusian produk, maka hal ini dapat berkesinambungan sebagai usaha yang dapat memberikan kontribusi terhadap pemulihan ekonomi dimasa dan pasca Pandemi Covid-19 terlebih di era Society 5.0 sekarang ini, pentingnya merubah bisnis konvensional dengan memadukan jasa Starup dalam hal pendistribusian produk UMKM juga sebagai langkah inovasi dan kemudahan dalam transaksi jual beli dan memuaskan pelanggan #DigitalBisaUntukSemua, " - tutup Belgi 

Komentar

Silakan masuk terlebih dahulu, untuk berkomentar memakai akun kamu.

X

Tekan ESC untuk keluar